Sekitar 6 tahunan lalu saat saya dinyatakan lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan, keluarga saya membebaskan saya untuk memilih apakah saya akan lanjut kuliah atau mencari pekerjaan. Kalau saya pribadi, bekerja setelah lulus dari seragam putih abu – abu merupakan pilihan yang menggiurkan. Bisa menghasilkan uang sendiri, belanja tanpa takut nggak dikasih uang dan banyak hal – hal yang berhubungan dengan materi membuat saya kekeuh mau kerja aja. Alhamdulillah keluarga saya mendukung 100%, walaupun awalnya mereka sempat worry saya kehilangan masa muda. Saya berusaha meyakinkan bahwa saya ikhlas menjalani ini semua. Ya walaupun saya sempat galau saat banyak teman – teman saya yang memilih untuk ikutan SMBPTN ataupun sibuk mengambil kelas regular di beberapa universitas ternama.

Sejak sebelum Ujian Nasional, sebenarnya guru – guru saya menyarankan saya agar mengikuti jalur SMBPTN ataupun mendaftar di kampus yang sesuai dengan keahlian saya waktu itu. Jujur, saat SMK, saya bagus di matematika. Saat try out selalu memiliki angka diatas 8 hingga saat nilai UN keluar hasilnya 8 koma. Beberapa guru SMP saya – yang masih berhubungan baik dengan saya – juga menyarankan agar saya mengambil jurusan pendidikan di universitas negeri. Entah kenapa saya nggak minat sama sekali, tujuan saya hanya kerja, kerja, kerja dan cari uang, cari uang, cari uang. Sampai akhirnya saya dapat kabar dari teman dekat saya bahwa di kampusnya ada jalur eksekutif, alias kuliah malam.

Perkuliahan malam ini memang sengaja dibuat untuk para pekerja yang ingin menambah ilmu dan keahlian, kelasnya diadakan di malam hari setelah selesai bekerja. Saya cukup tertarik dengan kuliah jalur ini, karena menurut saya dua cita – cita saya bisa berjalan beriringan. Kuliah bisa, kerja bisa. Saya mendaftar kuliah di akademi swasta tersebut, dan bersamaan pula saya diterima bekerja sebagai kasir di sebuah apotek franchise. Siapa yang nggak senang coba? Impian saya satu persatu terwujud dan mulai membuat mata saya terbuka lebar. Eits, tapi nggak segampang itu loh. Ada banyak hal yang saya korbankan, mulai dari waktu istirahat, tenaga dan uang. Alhamdulillah, hasilnya sekarang sudah kelihatan sendiri. Saya selalu percaya pepatah orang tua yang membuat saya selalu semangat.

“Tiada Kebahagiaan Tanpa Kesulitan”

Beberapa bulan belakangan ini tiba – tiba banyak orang yang bertanya tentang masa lalu saya, saat saya masih berstatus mahasiswa dan karyawan sekaligus. Gimana sih caranya? Apa yang saya lakukan? Saya share ya apa saja yang sudah saya lakukan selama ini. Semoga menginspirasi siapapun yang ingin melanjutkan kuliah sambil bekerja.

  1. Pilih jurusan kuliah yang diimpikan, disukai ataupun diinginkan.

Jangan sekali – kali deh kuliah karena ikut – ikutan temen sekalipun itu teman akrab banget – bangetan. Udah banyak kejadian akhirnya kuliahnya terbengkalai karena sebenernya nggak sesuai dengan minat dan passion. Kan sayang uangnya, mending buat jalan – jalan ke Bali atau nggak ke Jogja hihihi.

Dari dulu, passion saya selalu yan berhubungan dengan internet atau komputer. Jadilah ambil kuliah jurusan advertising. Pengennya sih setelah lulus jadi media planner karena saya suka matematika dan hitung – hitungan. Tapi alhamdulillahnya sekarang jadi Social Media Specialist merangkap blogger hihihi. Agak nyambung nggak nyambung sih hahaha.

  1. Bicara jujur dengan atasan di kantor.

Biasanya, masuk kerja lebih dulu baru kuliah. Dan ada beberapa kantor yang nggak mengizinkan karyawannya untuk kuliah karena takut mengganggu produktivitas selama bekerja. Jadi usahakan ngomong di depan, jujur aja. Kalau misalnya tetep nggak diperbolehkan sama kantor, nah itu dikembalikan lagi ke individu masing – masing. Apakah bakal tetep bertahan di kantor hingga dapet kerjaan yang bisa disambi kuliah atau merelakan impian kuliah hilang gitu aja :’)

Tapi, ada juga loh kantor yang justru malah menyekolahkan karyawannya. Kayak di kantorku, sebuah PR agency, yang memang menyediakan fasilitas untuk karyawan tetapnya. Mulai dari dibayarin seminar – seminar, sampai kuliah S2 atau mau ambil workshop.

  1. Cari kampus yang lokasinya dekat dengan kantor.

Walaupun namanya kelas eksekutif, tapi kebanyakan perkuliahan mulai jam 5 sore. Sedangkan kebanyakan kantor jam pulangnya juga jam 5 jadinya suka nggak keburu. Kalau kantornya dekat dengan kampus kan lebih nyaman. Nggak perlu keburu – buru tapi kerjaan dan kuliah jalan terus. Saya pernah ngejalanin kerjaan yang jauhnya ampun – ampunan dari kantor walaupun cuma 3 bulanan. Dan alhamdulillah setelahnya kantor saya cuma berjarak sekilo dari kampus.

  1. Nggak begadang meski banyak deadline!

Ini penting banget loh. Walaupun kerjaan di kantor banyak dan tugas kampus melimpah ruah, ada baiknya tetep tidur cukup dan makan cukup. Saya pernah banget sok – sokan begadang demi Tugas Akhir yang deadline sisa sebulan. Hasilnya? Hampir 80% TA saya diskripsi dan badan lemes banget selama berhari – hari. Setelahnya saya kapok. Nggak lagi – lagi deh begadang.

  1. Curi waktu untuk belajar.

Dulu di perusahaan saya bekerja dilarang banget yang namanya ngerjain hal yang lain selain kerjaan kantor. Jadinya ya saya suka curi – curi waktu sambil bawa laptop sendiri dan belajar sendiri. Sampai jaringan internet aja modal sendiri, pokoknya sama sekali nggak memakai fasilitas kantor. Alhamdulillah, nilainya selalu B keatas sih hihihi *sombong*.

  1. Nikmati selagi bisa!

Ngeluh sih boleh – boleh aja, cuma ya gimana ngeluh nggak akan bikin semuanya cepet selesai. Jadi saran saya sih nikmatin aja walaupun harus bermacet – macetan pulang kantor demi nggak terlambat masuk kelas dan rela weekend-an dengan tugas yang numpuk. Apalagi sebagian gaji harus dialokasikan untuk tugas kampus. Nikmatin aja lagi selagi bisa, ntar kangen loh pas udah lulusnya hihihi.

  1. Sisihkan gaji untuk tugas dan biaya semester.

Ini penting banget loh, harus pinter – pinter mengalokasikan gaji untuk dana – dana tak terduga selama kuliah. Tugas – tugas yang menyita waktu itu nggak murah. Saya pernah loh dalam seminggu abis sejuta huhuhu. Jadi kudu nahan hasrat belanja dulu untuk sesaat ya. Demi masa depan yang lebih baik hihihi.

So far ketujuh tips ini sudah saya aplikasikan selama 3 tahun berkuliah mengambil gelar Diploma. Alhamdulillah hasilnya sesuai dengan yang saya inginkan. Saya nggak pernah merasa menyesal dengan semua jerih payah yang sudah saya lakukan selama ini. Saya justru bersyukur banget sudah mendapatkan berkah yang luar biasa dari Tuhan. Untuk teman – teman yang baru lulus dan masih bimbang menentukan pilihan antara kuliah atau kerja, semoga postingan ini bisa sedikit memberikan pandangan tentang apa yang akan dihadapi bagi yang ingin kuliah sambil bekerja ya. Semoga kebahagiaan selalu dekat dan hidup berdampingan dengan kita ^^

 

10 thoughts on “Tips Sederhana Untuk Yang Ingin Kuliah Sambil Bekerja

  1. aku pernah ngalami kerja sambil kuliah. Tapi berhubung sekolahnya kelas karyawan jadi pas hari libur kantor atau malam, cuma antusias ga seperti sekolah s1 rasanya mungkin karena waktu dan fokus rada beda ya. tapi untung lulus 2 tahun kemudian, walau keseok2 bikin tesis :v.

    Like

  2. Years ago, I was doing the same thing like you. Ambil S1 nyambi kerja. Yang seru pas gajian; langsung distribusi ke masing-masing amplop. Bayar kos, cicilan uang kuliah, uang diktat, ongkos, biaya hidup. Seru. And yes, I learned billion valuable things during the journey!

    Like

  3. Aku dulu juga kuliah sambil kerja tapi itu di akhir-akhir masa kuliah alias pas mau skripsi. Pernah jadi petugas cacah lapangan sensus penduduk abis itu jadi asisten produser di tv lokal. Jujur, tetap aja ada waktunya kadang harus milih kuliah (waktu itu masih bimbingan skripsi) atau kerja. Dan aku milihnya kerja karena udah enak dapet duit, haha. Jadi skripsiku molor aja. Untungnya pas udah lulus udah punya keahlian, ngga nol banget pas kerja di bidangnya.

    Like

  4. Put, saya kuliah 7 tahun. wkwkwkwk parah lama banget. 4 tahun kuliah aja, 3 tahun kuliah sambil kerja. sayanya gak disiplin sih, cuek ke skripsi. padahal tinggal skripsi aja tapi malesnya ya ampun parah. senangnya hari-hari itu udah lewat hahaha

    Like

Share your thought about this post here :)