{rudy habibie}, film kedua Habibie & Ainun (Review)

rudy habibie 2

Sebenarnya, saya termasuk pilih – pilih kalau soal nonton film Indonesia di bioskop. Sebelum menonton, saya selalu usahakan baca sinopsis dan trailer-nya, plus baca review – review yang sudah bertebaran di internet. Termasuk ketika pertama kali saya menonton Habibie & Ainun yang tayang tahun 2012 lalu. Setelah menonton, saya bahkan rela berburu bukunya. Dan perburuan saya nggak sia – sia, di bukunya tertulis banyak cerita yang lebih dalam dan bikin perasaan campur aduk. Sejak saat itu, saya benar – benar jatuh cinta pada sosok Pak Habibie. Apalagi menurut saya Reza Rahadian sukses menjadi Rudy Habibie, baik cara ia berjalan apalagi saat berbicara dengan logat Jermannya yang pas. Telat memang, setelah ada filmnya saya baru mengidolakan seseorang yg memang luar biasa besar jasanya bagi Indonesia. Tapi, bukannya nggak ada kata terlambat? Dan bukannya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali?

Sebulanan ini, banyak sekali trailer film sekuel Habibie & Ainun 2 yang ditayangkan di tv lokal, rasa penasaran memenuhi otak saya. Maka ketika saya dapat undangan untuk menghadiri Press Screening film {rudy habibie} Habibie & Ainun 2, saya langsung excited! Tapi sebagai orang yang pilih – pilih soal tontonan, saya sebenarnya nggak punya ekspektasi lebih soal film ini. Saya ingin menikmati alur ceritanya tanpa menduga – duga sebelumnya, makanya saya nggak cari info apa – apa selain trailer-nya yang sudah saya tonton berkali – kali.

rudy-habibie-head

SINOPSIS

Sebuah kisah muda sang visioner: RUDY HABIBIE sebelum dia dikenal sebagai teknokrat dan presiden Republik Indonesia Ke-3: BJ. Habibie

Rudy sangat ingin membuat pesawat untuk memenuhi pesan almarhum Papinya: “menjadi mata air”, menjadi berguna untuk orang banyak. Tapi di atas hanya arus membuat keluarganya berkorban karena dia harus kuliah di RWTH Aachen, Jerman Barat. Disana, Rudy hidup dalam kondisi terbatas, rasa rindu rumah, dan belajar soal arti persahabatan, cinta, juga pengkhiatan bersama mahasiswa Indonesia yang baru dikenalnya disana.

REVIEW

Bertempat di CGV Blitz Grand Indonesia, saya menghadiri acara press screening {rudy habibie} bersama beberapa teman blogger dan puluhan teman media. Sebelum menonton, kami diajak buka puasa bersama sekaligus mencicipi kopi yang diberi nama Rudy’s Koffie yang katanya sih dimiliki oleh Pak BJ. Habibie. Rasa kopinya menurut saya khas banget, percampuran antara white coffee dan soda. Cuma, menurut saya sih agak kurang cocok dibagikan pas buka puasa, karena rasa sodanya lebih kuat dibanding rasa kopinya. Selesai beramah tamah, kami langsung memasuki Studio 1 CGV Blitz.

Film berdurasi 142 menit ini cukup berkesan bagi saya. Alur cerita yang dibuat complicated, nggak hanya berkutat tentang kisah cinta Rudy Habibie, tapi lebih dalam lagi. Saya merasakan kecintaan Rudy Habibie pada Indonesia terpancar jelas di film ini. Walaupun saya tetap menangis saat scene meninggalnya Papi Rudy. Jadi untuk yang mau menonton, saya sarankan membawa persediaan tisu atau minimal saat beli popcorn ambil tisu tambahan hihihi.

Plot maju mundur yang diambil Hanung Bramantyo sebagai sutradara membuat tiap cerita yang disajikan jadi lebih jelas. Penonton nggak harus disuruh berfikir, cukup menikmati tayangan dan ikut larut dalam setiap perdebatan hati yang terjadi. Dari menit – menit pertama film ini tayang, penonton sudah dihadapkan pada scene peperangan, saat Rudy masih seorang bocah laki – laki kesayangan Papinya. Ternyata, kecintaannya pada pesawat terbang sudah terjadi sejak ia masih kecil, Rudy sampai rela mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan pesawatnya saat perkampungannya diserang oleh tentara sekutu.

Saat Rudy beranjak dewasa dan bersekolah di RWTH Aachen University di Jerman Barat, perjuangannya untuk membela Indonesia mulai terlihat. Saat ia rela dibenci oleh seluruh teman – teman perkumpulan mahasiswa Indonesia yang dipimpinnya, sebenarnya ia sedang berjuang membela tanah air. Rudy selalu ingat pesan almarhum ayahnya, “Jadilah mata air! Karena mata air yang jernih akan berguna bagi lingkungan sekitarnya!”. Seberat apapun cobaan yang menghadang, Rudy selalu berusaha untuk berbuat sesuatu bagi negaranya. Bahkan ketika ia harus disiksa oleh sekumpulan mahahsiwa yang mendapatkan paspor biru alias pendidikannya didanai oleh pemerintah.

rudy ilona
Rudy & Ilona

Belum lagi saat ia harus berjuang mempertahankan cintanya untuk Ilona Ianovska (diperankan oleh Chelsea Islan), seorang gadis Polandia yang berhasil menarik perhatiannya. Ilona selalu mendukung apapun yang Rudy lakukan, apalagi saat Rudy berjuang demi nama Indonesia. Ilona begitu mencintai Rudy pun Indonesia, maka ia tak pernah mundur satu senti pun demi memberikan dukungan bagi prianya. Namun kisah cinta mereka berantakan karena perbedaan prinsip. Lagi – lagi saya ikut menangis saat Rudy harus memilih Indonesia dibanding Ilona. Perjuangan cinta yang lebih rumit dibanding yang terjadi di Habibie & Ainun 4 tahun lalu.

Pemilihan para pemain yang mendukung film ini menurut saya sudah ok banget. Para pemain bisa membawa suasana sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan, teman – teman blogger ikutan nangis di scene sedih dan ikutan ngakak saat scene komedi. Sebuah perpaduan yang pas untuk film dengan durasi cukup lama, lebih dari 2 jam! Bahkan, saya sempat mengantuk dibagian tengah film karena banyak dialog yang menurut saya agak bertele – tele. Dan banyak pula scene – scene menggantung yang bikin penasaran. Bahkan diakhir film, terselip spoiler untuk Habibie & Ainun 3 yang rencananya akan tayang tahun depan! Whoops! Saya nggak sabar menonton sekuel ketiga film ini.

rudy habibie

Saya cukup salut dengan hasil audio pada film {rudy habibie}. Bahkan Pak Manoj Punjabi mengaku, MD Pictures rela merogoh kocek dalam – dalam demi melakukan finalisasi proses mixing untuk seluruh suara dalam film ke Hollywood. Nggak heran kalau film ini memiliki banyak sponsor, diantaranya Telkomsel, Garnier, MOX dan masih banyak lagi. Anyway, saya baru tahu kalau ternyata Pak BJ. Habibie adalah salah satu orang yang berjasa di Telkomsel.

Menurut saya, film ini cukup layak ditonton oleh remaja 15 tahun ke atas. Adegan kekerasan nggak terlalu ditonjolkan. Film ini fokus untuk memperlihatkan perjuangan BJ. Habibie untuk Indonesia. Setelah menonton, saya jamin deh kalian bakalan makin hormat dan cari info tentang sejarah Pak Habibie. Film ini akan tayang serempak akhir bulan Juni ini di seluruh bioskop di Indonesia. Lumayan sih, untuk hiburan di libur lebaran.

Jadi, sudah siap ikut masuk ke dunia muda Rudy Habibie?

delapankata by putrikpm

 

10 thoughts on “{rudy habibie}, film kedua Habibie & Ainun (Review)

  1. Sayang aku enggak bisa nonton, Kakak.. hiks. Aku sudah mudik. Tapi terimakasih reviewnya, lumayan tercerahkan.
    Btw, saya enggak terlalu mudeng dengan kalimat kedua paragraf kedua di sinopsis, maksudnya apa ya Kakak?

    Like

Share your thought about this post here :)