Tanggal 1 Mei yang dirayakan sebagai May Day oleh para buruh se-dunia jadi sebuah kelegaan buat gue, kenapa? Karena tanggal 1 Mei lalu bertepatan dengan hari Kamis. Biasanya, setiap hari Kamis jalanan dari kantor ke rumah macetnya nggak ketolongan. Bisa 3 jam dari Buncit ke Cakung. Makanya gue hepi banget pas tau kalau 1 Mei libur. Seenggaknya bisa lepas dari macetnya hari Kamis. Huft.
Tapi ternyata, temen-temen kampus ngajakin kongkow sambil nonton. Gue sih seneng, karena udah beberapa bulan nggak ketemu dan katanya mau nonton The Amazing Spiderman 2. Akhirnya, janjian lah kita di Taman Ismail Marzuki jam 5.00 sore. Gue janjian dengan temen gue yang namanya Fika. Dan ternyata kita datang lebih cepat dibanding teman yang lain, soalnya temen yang lain datengnya jam setengah 6. Oke mataharinya udah mulai menghilang, udah tanda-tanda mau Maghrib. Barulah 2 orang temen gue lainnya dateng. Dan kita sepakat mau beliin dulu tiket temen-temen yang belum dateng. Dan ternyataaaa…….. TIKET THE AMAZING SPIDERMAN 2 NYA HABIS SODARA – SODARA!!! Padahal ada 2 studio di XXI Taman Ismail Marzuki dan semuanya habis, ludes! Padahal baru aja jam 5.45 sore!
Untuk mengubur kekesalan kami yang sudah datang jauh – jauh dari berbagai pelosok daerah (ada yang dari Taman Mini, Kampung Melayu, Harmoni, Cakung, Jatinegara, dll ) akhinya kita sepakat mau nonton Guardian. Awalnya sih, sempet excited pas baca berita-berita di socmed tentang film ini. Tapi semuanya buyar pas liat filmnya 😦
Sebelum ngereview, baca dulu deh sinopsisnya.
Setelah terbunuhnya Wisnu di rumahnya, Sarah (Dominique Agisca Diyose) isterinya, berusaha mengajarkan ilmu bela diri kepada anak perempuan mereka, Marsya (Belinda Camesi), yang sebenarnya sangat tidak menyukai ilmu bela diri. Hingga suatu saat, Paquita (Sarah Carter) dan kelompoknya memburu mereka.
Sarah yang meminta bantuan Kapten Roy (Nino Fernandez) sahabat Wisnu di kepolisian belakangan mengetahui ternyata juga diburu oleh anak buah Oscar (Tio Pakusadewo). Adegan-adegan yang memicu adrenalin pun terjadi. Dari kebut-kebutan di jalan-jalan utama Jakarta, tembak-tembakan, sampai pertarungan sengit antara Sarah dan Marsya dengan para pengejarnya.
Dan ternyata filmnya…… bikin nyesel beli tiket 35 ribu 😦
Film dimulai dengan Wisnu yang nyetir sambil nahan rasa sakit karena pundaknya tertembak. Dari awal udah kesel soalnya teknik pengambilan gambarnya aneh. Terkesan dokumenter tapi kualitas gambar nggak lebih dari video henpon! Dan kemudian, si Wisnu terbunuh, dilihat sama Sarah dan anaknya, Marsha (yang sebenarnya namanya Laura). Nah terus, pas si Marsha nya udah gede, ceritanya Jakarta udah punya MRT, keren sih idenya tapi visualnya menyedihkan. MRT nya 3D dan terkesan murahan! Sejenis film naga-nagaan yang di salah satu tv swasta itu loh! Sayang nggak sempet gue foto dan di mbah gugel pun nggak ada contoh gambarnya. Pokoknya lo bayangin ada MRT dalam format 3D dan ditempel ke film yang resolusinya pas – pasan!
(Katanya) Ketegangannya di mulai saat Marsha dibuntuti oleh sejumlah preman lalu rumahnya di berondong sama tembakan hingga dibom! Lagi-lagi, efek tembakan dan bom nya 3D murahan yang udah pasti bikin penonton malah ketawa (soalnya kemarin gue sama temen-temen juga gitu :D). Dan makin banyak hal – hal aneh. Misalnya, pas mobil penjahatnya jatuh dari atas flyover dan ketabrak Transjakarta, ternyata TJ nya 3D. Oh God! Dan yang paling parah, pas adegan salah satu penjahatnya jatuh dari lantai 2 ke bawah, ceritanya di bawahnya ada mobil bak terbuka dan you know what? mobil bak nya 3D! Jelas banget keliatannya! Terus, banyak adegan darah yang terkesan nggak natural soalnya warna darahnya merah keunguan terus nggak kentel tapi cair!
Lain visual, lain jalan ceritanya. Jalan ceritanya sebenarnya bagus, cuma dialog yang dibuat kurang banyak. Pas berantemnya pun terkesan hening tanpa suara atau ekspresi apa-apa. Film yang ditujukan untuk wanita ini sebenernya maknanya adalah “Ibu itu segalanya, dia akan berkorban dan berjuang apapun demi anaknya.” Kalau visualnya oke, kayak The Raid, gue rasa film ini bakal booming banget deh. Tapi kalau kenyataannya kayak yang kemarin gue tonton, rasanya gue sangsi kalau film ini bakal tembus Hollywood. Padahal, film ini udah make artis Hollywood yang pernah main di film Final Destination 2, The Vow, dll yaitu si Sarah Carter. Selain itu ada Nino Fernandez dan Tio Pakusadewo yang sebenarnya termasuk aktor cukup oke di Indonesia. Tapi teteup aja, mereka nggak terlalu banyak ngebuat film ini sukses bikin gue nggak tidur!
Nah, sekarang terserah sama lo, masih mau nonton buat bangga sama film Indonesia atau nggak :p tapi saran gue, kalau udah nggak ada film di bioskop yang belum lo tonton bulan ini, boleh lah lo nyoba serunya film yang katanya jadi film yang paling ditunggu di tahun 2014 ini. Hehehe 😀
*Anyway, jalan ceritanya mirip Abduction, film action tentang adopsi anak dan mafia yang dibintangi sama Taylor Lautner 😛
Rate: 1/10